Tips Menulis Lolos Jurnal Terakreditasi Sinta — Tembus SINTA 2

Baliman oh là là
12 min readFeb 4, 2023

--

Halo semuanya, semoga kabar kalian sehat selalu ya..

Di materi kali ini, aku bakal kasih kalian tips buat submit artikel ilmiah di jurnal terakreditasi SINTA. Kebetulan, salah satu naskahku diterima di jurnal LiNGUA — salah satu jurnal SINTA 2 yang dimiliki oleh Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Selain ini, beberapa naskah juga udah terbit di beberapa jurnal terakreditasi SINTA lainnya. Selengkapnya, kalian bisa mampir ke profil Google Scholar-ku. Sampai sekarang, tulisanku belum banyak karena mulai produktif menulis setelah lanjut studi. Ketika S1, aku belum ada kewajiban untuk publikasi jurnal sebagai kebutuhan sidang skripsi/yudisium. Jadi, ketika lanjut, aku sama sekali tidak memiliki jurnal. Niat juga belum ada sih kemarin-kemarin~

Ngomong-ngomong apa itu SINTA?

Beberapa dari kalian juga pasti penasaran, apa sih SINTA itu? Aku juga sebagai orang awam dan ga pernah unggah naskah di suatu jurnal akademik, bingung banget. Apalagi pas S1, ada beberapa temen sekelas yang ikut konferensi karena skripsi mereka bagus. Jadi, dosen merekomendasikan mereka buat menjurnalkan tulisan itu pas CIF (Conférence Internationale sur le Français) dan ada juga temen yang mengisi ketika Dies Natalis FIB UGM tahun 2018, kalo ga salah. Sebenernya ada yang menawarkan diri buat jadi pemateri dan punya jurnal, cuman aku aja yang belum minat waktu itu, gara-gara kurang produktif :”

Filter di SINTA

Mais, balik lagi ke sub bahasan ini; SINTA adalah singkatan dari Science and Technology Index atau sebuah portal yang memungkinkan kita untuk melihat web-based information seputar karya ilmiah di Indonesia. Selain itu, SINTA juga merupakan benchmark atau alat ukur standarisasi kualitas jurnal nasional dan mampu memberikan statistik kualitas peneliti (perorangan), institusi, atau sebuah jurnal. Ga cuma itu, jurnal scopus juga bisa terindeks di sini ya, cek gambar di atas. Bukan main emang kualitas penelitian kita.

Kalian tau ga?

Beberapa kampus yang aku ketahui, saat ini mengharuskan para mahasiswanya untuk mempublikasikan jurnal sebagai salah satu pre-syarat sidang atau yudisium; sepertinya sekarang, aku yakin sih hampir semua kampus mewajibkan ini pada mahasiswanya.

Kabarnya, ada kampus yang membebaskan mahasiswanya dari pembuatan skripsi jika mereka mampu menerbitkan artikel ilmiah di jurnal, min., SINTA 2. Lumayan banget kan? Kalian coba lah! Buat jurnal juga ga serumit bikin skripsi kok, apalagi join sama temen juga bisa ehehe.

Tapi kenapa ini menjadi wajib ya?

Aku coba cari jawabannya di google. Kalo baca dari Kompas, jurnal diwajibkan oleh Dirjen Dikti pada saat itu, Djoko Santoso. Dalam kutipan itu dijelaskan juga bahwa, “seorang akademisi harus mampu untuk menulis karya ilmiah, kemudian mampu bersaing secara internasional.”

Secara pribadi, aku setuju dengan pernyataan itu karena menjadi mahasiswa/i berarti pengetahuan yang mendalam. Sampai di sini, kalian akan terikat dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang tentunya yang berhubungan dengan,

  1. Pendidikan — mengeyam dan melangsungkan pendidikan hingga selesai;
  2. Penelitian — ketika kalian memutuskan untuk masuk perguruan tinggi, kalian harus melakukan penilitan ilmiah selayaknya seorang akademisi; dan
  3. Pengabdian kepada Masyarakat — semua yang kalian pelajari di perguruan tinggi, harus dikembalikan atau diterapkan kembali untuk kepentingan masyarakat.

Kurang lebih inilah alasan-alasan kenapa mahasiswa diwajibkan untuk menerbitkan jurnal/artikel ilmiah di jurnal-jurnal terakredikasi nasional, seperti SINTA. Jadi, semangat buat kalian yang sedang menulis jurnal. Nah, berikut ini juga ada 5 hal yang harus kalian perhatikan ketika menulis hingga unggah naskah ke jurnal akreditasi SINTA.

Membuat naskah sesuai minat masing-masing

Hal klise namun penting pertama ini adalah membuat naskahnya. Di sini, kalian harus punya kepekaan tersendiri dengan fenomena yang akan kalian teliti. Ide itu ga mungkin muncul tiba-tiba. Kalian perlu baca buku, menonton berita, atau mendengarkan radio. Tapi ga selalu serius kayak gini ya ehehe. Kadang kalian ngobrol sama temen aja bisa jadi data penelitian; kalian liat meme juga bisa menjadi data; kalo main game gimana? Ini apa lagi. Banyak kok yang pake game sebagai sumber datanya.

Nah, sumber data itu bisa dibilang gampang-gampang sulit dapetnya. Tergantung dari kepekaan kita aja. Ini ga cuma perihal jurnal ya. Bikin tulisan akademik apapun sampe disertasi juga membutuhkan kepekaan yang tinggi ya. Peka datengnya darimana? Tentu dari kalian banyak baca. Jadi, setiap fenomena yang kalian lewati secara ga sadar udah diolah sama alam bawah sadar kalian.

Intinya, banyak baca dan belajar, buat kalian peka dengan masalah. Kalian memahami pasangan karena belajar buat mengenal lebih dalam satu sama lain kan? Ya kira-kira gitu juga deh sini.

Singkat cerita, kalian udah nemuin fenomena yang ingin diteliti, kalian juga harus nemuin teori yang pas buat analisis data-data yang kalian dapet dari sumber data tadi. Anggep aja udah beres semuanya sampe kesimpulan, kalian juga harus uji turnitin. Buat persentasenya rendah. Biasanya dicek langsung sama jurnalnya atau kalian bisa cek sendiri. Di shopee banyak banget jasanya.

Korespondensi via WhatsApp

Tangkap layar di atas adalah potongan percakapan antara aku dan CP dari jurnal LiNGUA kemarin. Aku menanyakan kenapa naskah yang aku buat tidak diterbitkan pada publikasi berikutnya — terbit januari, dan LiNGUA memiliki 2 periode publikasi, yaitu di bulan juli dan desember. Alhasil, beliau menjelaskan bahwa ada beberapa penulis yang memiliki hasil turnitin tinggi sehingga pihak jurnal tidak bisa memprosesnya lebih lanjut.

Begitulah kenapa naskahku bisa terbit di bulan januari padahal sudah lewat periode publikasi jurnal tersebut. Nah, proses ini disebut dengan back issue ya; tentang susulan naskah yang dipublikasikan mengikuti publikasi terakhir.

Sebelum aku lanjut, temen-temen jangan heran kalau kalian dipanggil bapak/ibu seperti SC di atas ya; sepertinya itu SOP pihak jurnal. Kebanyakan CP dalam jurnal memang kurang responsif dan nuasanya kurang enak. Tetapi, syukur, di jurnal-jurnal naskahku dipublikasikan, CP-nya sangat informatif. Terutama CP jurnal LiNGUA UIN Malang dan Metahumaniora UNPAD.

Homepage jurnal Metahumaniora

Intermezzo dikit, pas aku publish naskah di Metahumaniora, aku masih bebas biaya ya. Tapi beberapa bulan yang lalu, temenku ada juga yg submit di sana, dan ternyata sekarang udah ada charge-nya. Kalian bisa cek selengkapnya di jurnal terkait aja ya.

Oh ya, yang menjadi CP di sini adalah Chief Editor dan Editor. Kalian bisa menghubungi mereka dengan mengakses bagian kontak dari setiap jurnal ya. Rata-rata UI dari setiap jurnal, tidak terlalu berbeda jauh sebagaimana gambar di atas. Paling bedanya sedikit-sedikit dan penggunaan bahasa, seperti: Indonesia atau Inggris.

Sampai di sini, aku gak melakukan uji turnitin sebelumnya. Ketika naskahku selesai, aku langsung submit di laman terkait. Semua naskah yang udah aku terbitin sampai saat ini juga sama — aku langsung kirimkan dan, sepertinya — pihak jurnal melalukan uji turnitin secara mandiri. Namun, kalau kalian ingin mengujinya terlebih dahulu, kemudian mengirim hasilnya beserta naskah sebagai file tambahan, aku rasa itu juga gak apa-apa. Editor jurnal terkait mungkin akan merasa terbantu dengan itu. Silakan disiapkan apapun yang dirasa perlu ya.

Hasil Turnitin pertama
Hasil Turnitin setelah revisi

Salah satu tulisan yang mengharuskanku untuk uji turnitin adalah tesiskku, sebelum masuk ke ujian tesis. Saat itu, hasilnya 14% ketika awal pengujian. Oh ya, ini uji turnitin di kampus ya. Jadi, gratis dan kita tinggal terima hasil aja. Kira-kira proses 1–2 hari. Ketika aku revisi, selesainya justru lebih cepet; dikirim pagi, siangnya sudah ada pemberitahuan hasil terbarunya. Di sini, hasil turnitinku untuk menjadi 3%.

Penasaran cara supaya hasil turnitin kalian rendah? Kita bahas di materi yang lain ya.

Gunakan bahasa Inggris untuk mendapatkan jurnal sinta makin tinggi

Ga dipungkiri, penggunaan bahasa pada penulisan jurnal juga menjadi penentu naskah kalian bisa masuk SINTA tertentu. Sejauh ini aku perhatikan, semakin tinggi kualitas jurnal, semakin mereka mewajibkan kontributornya untuk menggunakan bahasa Inggris.

Nah, mungkin ini masih perasaanku aja ya… karena ga mungkin aku cek semua jurnal untuk memastikan mereka membebaskan kontributornya untuk menggunakan bahasa Indonesia, Inggris, Prancis; atau mewajibkan kontributor menggunakan bahasa Inggris aja.

Kenapa ada hal seperti ini dalam publikasi jurnal? Menurutku, sebuah jurnal punya market-nya sendiri. Sama seperti jualan, ada yang jualan makanan tapi marketnya adalah mereka yang suka seafood, ada juga yang fokusnya kepada mereka yang suka korean food. Macem-macem sih motifnya. Jadi, ada jurnal yang ingin menjangkau viewers internasional, ya mereka lebih mewajibkan kontributor menggunakan bahasa Inggris; dan cenderung ada pada sinta 3, 2, dan tentunya 1.

Terkait target pembaca, ga cuma bahasa yang jadi penentu, tetapi setiap jurnal juga punya konsentrasinya sendiri-sendiri. Misalnya, ada jurnal khsusus komunikasi interkultural, politik, hukum, linguistik, sastra, atau pengajaran. Jadi, gaada jurnal yang konsentrasinya digabung ya, misal satu jurnal melingkupi artikel teknik sipil + kedokteran hewan, dll.

Namun, dalam tulisan kalian bisa membuat studi interdisipliner dan submit naskah itu sesuai dengan konsentrasi utamanya. Misal, aku membahas tentang hubungan bahasa dan sosial, aku ga mungkin submit di jurnal yang berfokus pada studi sosiologi karena aku menggunakan metode dan teori dari studi linguistik. Oleh karena itu, aku unggah naskah itu di jurnal studi linguistik atau lebih mengkerucut lagi, seperti di jurnal sosiolinguistik. Banyak jurnal yang sifatnya mengerucut banget kayak gini.

Oh ya, buat liat akreditasi yang udah aku sebutin di atas, setiap jurnal biasanya majang sertifikat akreditasi mereka di laman terkait ya. Jadi, kalian bisa langsung cek di tempat tanpa harus mengunjungi SINTA lagi.

Balik lagi seputar bahasa yang harus digunakan, jurnal RANAH Kemendikbud memperbolehkan kontributornya menggunakan bahasa Indonesia atau Inggris; LiNGUA hanya bahasa Inggris; lalu Françisola mengharuskan kalian untuk menggunakan bahasa Inggris atau Prancis. Tentu, masih banyak lagi ketentuan-ketentuan dari jurnal-jurnal di Indonesia. Kalian bisa melihat ketentuan ini dalam Author Guideline, Current articles, atau Template dari masing-masing jurnal ya.

NB: Penting banget !!! Jangan lupa juga buat ngikutin template yang mereka sediakan ya. Naskah kalian mungkin aja ditolak di awal karena tidak mengikuti format yang mereka berikan.

Nah jadi, kalian coba latih diri untuk menulis artikel ilmiah dengan menggunakan bahasa Inggris ya supaya potensi naskah itu masuk jurnal terakreditasi bergengsi makin tinggi.

Mencari jurnal yang akan dituju

Setelah kalian menulis jurnal, ada kalanya tulisan itu didiemin dulu sebentar atau paling ga 1 hari. Ini berfungsi buat memastikan kembali, apakah tulisan kalian udah sesuai dengan apa yang pengen kalian sampaikan. Tentu harus menghindari bias research juga yaa. Selain itu, kalian bisa juga memberi jeda dengan membaca tulisan lain terlebih dahulu sebelum kembali pada naskah yang udah kalian buat.

Biasanya, ketika kalian diemin dulu naskahnya, kemudian kalian baca kembali di hari-hari berikutnya, kalian jadi makin peka dengan kesalahan-kesalahan yang mungkin ada di dalam naskah. Jadi, kalian bisa perbaiki sebelum di-submit. Istilahnya, kalian seolah menjadi orang lain ketika membaca ulang tulisan itu. Trust me, dicoba aja ya.

Kalau udah fix atau siap diunggah, kalian bisa mecari jurnal sesuai dengan major tulisan ya. Misal aku bahas tentang sosiolinguistik, aku cari jurnal di kluster humaniora, trus fokus ke jurnal-jurnal yang membahas tentang ilmu linguistik murni atau terapan. Biasanya sih dibarengin sama jurnal sastra juga.

Tampilan Journals di SINTA

Hal yang paling umum ketika kalian tidak tau naskah itu akan dilanjutkan ke jurnal mana, kalian bisa mengakses SINTA. Sebagai contoh, kalian membuat naskah tentang manajemen:

  1. pilih sources pada bar paling atas, kemudian klik journals;
  2. sekarang kalian berada pada homepage khusus tentang journals. Selanjutnya, kalian bisa klik filter di sebelah search bar;
  3. kemudian, cari di kluster ekonomi dan akreditasi sinta;
  4. voilà, daftar jurnal sesui filter yang kamu pilih langsung muncul di bawahnya.

Lakukan hal yang sama untuk studi-studi lainnya ya.

via Google Search

Cara lainnya kalau kalian merasa UI di SINTA agak ribet karena harus pilih-pilih kluster dan akreditasi sinta, kalian juga bisa mengetik nama fakultas/kampus + studi di search engine. Paling ga, kalian udah punya sasaran universitas yang ingin dituju. Misalnya kamu mengetik “jurnal pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta” maka kamu bakal nemuin hasil seperti gambar di atas. Ini akan mempercepat kita buat nemuin jurnal yang mungkin cocok sama kamu.

Sesuaikan waktu publikasi sesuai kebutuhan

Nah, ini yang biasanya jadi masalah buat para mahasiswa. Kadang kita kurang tau kapan harus publikasi jurnal yang tepat karena setiap jurnal punya periode publikasinya sendiri-sendiri. Umumnya 2x setahun, tetapi ada juga yang 3x setahun.

Jika kalian harus punya — paling tidak — LOA dari salah satu jurnal sebelum sidang skripsi/tesis di bulan september, paling ga kalian udah mencari jurnal yang terbit sebelum bulan september. Jadi, kalian bisa menulis dengan tenang tanpa harus kejar-kejaran. Rata-rata jurnal ada yang bisa menerbitkan di bulan maret atau juli. Mungkin kalian bisa usahakan agar unggah naskah di jurnal terkait.

Seandainya kalian beruntung, sebuah jurnal bisa melakukan back issue. Misalnya nih, kalian unggah naskah di jurnal yang terbit di bulan maret; lalu, kalian unggah naskah di bulan maret juga. Tentu naskah itu ga langsung diterima, masih ada tahap double blind peer review. Setelah itu, kalian juga masih harus revisi, seandainya naskah yang kalian kirim harus ada perbaikan. Ini takes time banget sebenarnya. Kayaknya ga mungkin terbit di bulan maret itu.

Namun, ketika jurnal itu masih punya kuota untuk volume yang udah terbit, mungkin aja mereka bisa melakukan back issue tadi. Misal naskah tadi dinyatakan lolos di bulan april, mungkin saja naskah itu dimasukan ke publikasi sebelumnya, alias bulan maret tadi. Cukup beruntung kalo bisa kayak gini.

Submit dan pastikan pembiayaannya

Nah, setelah kalian melewati fase reviewing dan editing, kalian kan dinyatakn lolos tuh. Lalu, kalian bakal diarahin ke proses pembayaran sebelum kalian bisa menerima LOA.

Lingua Cultura BINUS (Sinta 2)
Inject IAIN Salatiga (Sinta 3)

Sebenarnya, ada jurnal yang berbayar (lihat BINUS) dan ada juga yang gratis (lihat IAIN Salatiga). Nah, kalian bisa dapetin informasi ini di Author Guideline atau Author Fee tergantung bagaimana UI dari masing-masing jurnal ya. Penting banget tau ini supaya ga kaget pas artikel kalian diterima. Kalo ga, pas tau ternyata bayar malah kaget, pas tau gratis juga kaget. Kan ribet hehehe.

Humanus UNP via DOAJ (Sinta 2)
Humanus UNP via laman resmi (Sinta 2)

Ketika kalian diminta membayar, namun di laman mereka tidak tercantum biaya alias Free, maka kalian patut pertanyakan. Kalian juga bisa pastikan kembali melalui laman DOAJ untuk melihat “apakah jurnal tersebut berbayar atau gratis?.” Di atas adalah contoh salah satu jurnal, yaitu HUMANUS UNP dari laman resminya dan portal DOAJ untuk memastikan kembali. Jurnal yang udah terindeks DOAJ dianggap udah valid eksistensinya ya. Cuman, ga semua juga ada di sana, misal seperti INJECT yang aku sebut di atas.

Jika kalian menghadapi keadaan di atas dan kalian membayar, mereka sebenarnya membantu kalian agar LOA lebih cepat didapatkan.. ya… bisa dibilang kongkalikong hiks; dannnn, naskah kalian pasti akan terbit. Bagiku, ini sangat disayangkan ya. Kalau bisa, naskah kalian diterima oleh mereka sesuai dengan kualifikasi yang sudah ditentukan. Pecaya deh, ketika naskah kalian diterima karena kualitas tulisan yang kalian buat, kalian bakal merasa seneng dan lebih PD lagi buat nulis jurnal. Lebih puas rasanya.

Kurang lebih itu sih tips dan cara dari aku. Semoga bermanfaat ya teman-teman. Kalian juga bisa request pembahasan di kanalku. Kalau aku bisa, pasti akan aku bahas.

See you di materi lainnya !

Profile Google Scholar

SINTA (Science and Technology Index), Scopus ala Kemenristekdikti

Lingua Cultura BINUS

Journal of Sociolinguistics

--

--

Baliman oh là là
Baliman oh là là

Written by Baliman oh là là

Welcome to my daily journal. Here, I am sharing my experience, thoughts, and even knowledges (e.g., french, linguistics, academic writings, etc.). Bless u!

No responses yet