MONTESQUIEU: Tokoh yang berpengaruh asal Perancis abad Pencerahan ‘siècle des Lumières’

Baliman oh là là
3 min readNov 12, 2021

--

Jika kamu membaca sejarah dunia, kamu pasti tau betapa serakahnya masyarakat pada saat itu. Mereka berperang untuk memperluas kekuasaan, karena semakin besar wilayah, semakin tinggi prestise yang dimiliki oleh raja.

Pemimpin pada abad pertengahan ‘Moyen Age’, abad ke 5 hingga abad ke 15, memiliki kekuasaan absolut terhadap lahan dan rakyatnya. Pergantian kekuasaan cenderung mengacu pada keturunan raja yang berkuasa sebelumnya. Oleh karena itu, mayoritas menganut sistem monarki — raja sebagai penguasa (atau negara pada sistem republik). Keadaan ini bisa digambarkan dengan slogan L’État, c’est moi ‘Akulah negara’ yang dideklarasikan oleh Louis XIV pada tahun 1655 di hadapan Parlemen Perancis.

Hal inilah yang terjadi di Perancis sejak ancient régime (rezim lama) hingga rezim Louis XVI atau Louis-Auguste, seperti kita ketahui, ia dieksekusi mati dengan di-Guillotine pada tanggal 21 Januari 1793. Namun, sebelum itu Revolusi Perancis juga terjadi. Tepatnya pada tanggal 5 Mei 1789–9 November 1799. Inilah tanda perubahan sistem kepemerintahan di Prancis, dari Monarki menjadi Republik.

Keadaan ini juga tidak lepas dari kritik Montesquieu sebagai seorang filsuf politik dan menjelaskan bahwa sistem monarki tidak relevan lagi di Perancis. Semua itu tidak akan terjadi jika ia tidak banyak berkelana, membaca, dan menulis. Pada akhirnya, ia juga mengabdikan dirinya pada kesusastraan Perancis. Seiring waktu berlalu, ia banyak menghasilkan tulisan dan memberikan sumbangsih di dunia politik. Pemikirannya pun masih banyak digunakan hingga saat ini.

Riwayat Hidup

Nama asli Montesquieu adalah Charles-Louis de Secondat. Ia lahir pada tanggal 18 Januari 1689 di Château de la Brède — wafat pada 10 Februari 1755 di Paris. Keluarganya tergolong sederhana. Ayahnya adalah seorang mantan militer, bernama Jacques de Secondat dan ibunya bernama Marie-Françoise de Pesnel, seorang dari keturunan bangsawan. Ketika ayahnya wafat (1713) dan pamannya (1716), ia mendapatkan gelar Baron de la Brède dan de Montesquieu. Oleh karena itu, namanya berubah menjadi Charles-Louis de Secondat, baron de la Brède et de Montesquieu.

Ia melangsungkan pendidikannya di fakultas Hukum, Université Bordeaux. Setelah kelulusannya, ia bekerja sebagai seorang pengacara tahun 1708 di Paris dan di sanalah kemampuan politiknya meningkat. Tidak lama di sana, kematian sang ayah membuat ia harus kembali ke kampung halaman. Di sini, ia menikahi seorang perempuan penganut protestan bernama Jeanne de Lartigue dan memiliki 3 orang anak.

Masih di tempat kelahirannya, ia bekerja sebagai Penasihat di Parlemen Bordeaux (1714), président à mortier (1716), adalah istilah yang digunakan sejak ancien régime dan merujuk pada posisi tertinggi di lembaga peradilan, dan anggota dari Académie setempat, dimana ia berfokus pada dunia literasi dan menghasilkan banyak tulisan.

Karya

Tahun 1721, ia mengejutkan banyak orang dengan tulisan satirnya yang berjudul lettre persanes ‘surat-surat dari orang persia’ atau disebut juga sebagai un roman épistolaire. Surat ini menceritakan kekacauan yang terjadi di Perancis dari sudut pandang orang Persia pada masa Louis XVI. Kisah ini bersifat imajiner, tetapi alur cerita yang disampaikan, cukup menggambarkan absurditas masyarakat Perancis kontemporer.

Selain itu, karyanya yg sangat fenomenal dan sangat kita kenal melalui pelajaran PKN, adalah pemisahan kekuasaan. Sebelumnya, raja memiliki kekuasaan absolut terkait membuat, megawasi, dan melaksanakan peraturan, maka Montesquieu membaginya menjadi tiga. Pemisahan ini disebut dengan trias politika.

  • Legislatif : merancang undang-undang
  • Eksekutif : melaksanakan undang-undang
  • Yudikatif : komisi yudisial sebagai pengawas

Idenya disampaikan dalam buku yang ia beri judul de l’esprit des lois secara harfiah berarti ‘dari semangat hukum’. Tulisan ini telah banyak memengaruhi sistem kepemerintahan di dunia, salah satunya negara kita, Indonesia, yang menerapkan trias politika. Jadi, seorang pemimpin tidak akan memiliki kekuasaan absolut lagi.

Tonton juga: https://www.youtube.com/watch?v=uZCIa80XYxQ

Makasih udah mampir hehe

--

--

Baliman oh là là
Baliman oh là là

Written by Baliman oh là là

Welcome to my daily journal. Here, I am sharing my experience, thoughts, and even knowledges (e.g., french, linguistics, academic writings, etc.). Bless u!

No responses yet