Mengenal Makrolinguistik — Bagaimana Bahasa dipengaruhi oleh Extralingual

Baliman oh là là
3 min readJul 11, 2022

--

Halo semuanya,
Materi hari ini membahas mengenai cabang linguistik yang penting banget buat diketahui oleh mahasiswa konsentrasi linguistik. Pembahasan ini juga udah aku bahas pada dua video:

  1. Apa itu Linguistik: Mikrolinguistik dan Sekilas Makrolinguistik
  2. Apa itu Linguistik: Makrolinguistik

Sebelum memulai, aku bakal kilas balik sedikit apa yang dimaksud oleh dua istilah di atas.

Mikrolinguistik: mempelajari bahasa dari strukturnya sendiri; kita belajar tentang core dari linguistik itu. Misalnya: fonetik, fonologi, morfologi, sintaksis

Di sisi lain, Makrolinguistik membahas mengenai sesuatu (atau Extra-Lingual) yang memengaruhi penggunaan bahasa sehingga kajian-kajian interdisipliner diperlukan. Beberapa di antaranya adalah:

Sosiolinguistik ‘Sociolinguistics’: perpaduan antara linguistik dan sosiologi; membahas mengenai penggunaan bahasa yang dipengaruhi oleh faktor yang ada di dalam masyarakat seperti: umur, pekerjaan, gender, kelas sosial, latar belakang pendidikan, agama, dsb.

Linguistik Antropologis ‘Anthropological Linguistics’: antara linguistik dan antropologi; bagaimana bahasa dikaitkan dengan kebudayaan penutur. Hal ini akan menuntun kita pada relativitas bahasa dan worldview ‘bagaimana penutur memandang dunia’. Contoh: pembakaran mayat bagi Hindu Bali disebut sebagai ‘Ngaben’, tetapi proses yang sama disebut dengan Kremasi bagi beberapa aliran Kristian dan Budhha. Selain itu, Indonesia punya istilah “Gotong Royong”, untuk aktivitas yang sama, mungkin orang di luar Indonesia punya sebutan yang lain. Begitu juga yang kita bisa temukan dalam kata nasi. Di Indonesia, kita memiliki proses dari Gabah, Beras, Nasi, dll.; sebaliknya di Eropa hanya menyebutnya sebagai Nasi.

Analisis Wacana ‘Discourse Analysis’: membahas antara bahasa dan konteks, satuan lingual terbesar, yaitu: Wacana. Kajian ini menitikberatkan pada analisis bahasa tulis dan lisan yang menerangkan bagaimana isu atau ide dikomunikasikan, baik mengantdung unsur politik atau kultural. Analisis seperti ini bisa membahas mengenai isi pidato presiden, membandingkan isi berita, wacana dan kekuasaan, strategi komunikasi, dsb. Semua ini menuntut adanya situasi diskursif yang membalut pilihan dan gaya bahasa penutur atau penulis sehingga menghasilkan pertanyaan ‘What is beyond the sentence?”.

Linguistik Forensik ‘Forensic Linguistics’: antara linguistik dan kajian hukum dalam forum legal; membahas mengenai investigasi atau prosedur yuridis. Istilah ini pun pertama kali digunakan oleh Jan Spartvik (1968) dalam gugatan yang ditujukan kepada Timothy John Evans. Judul penelitian adalah “The Evans Statements: A Case for Forensic Linguistics”. Kalian yang tertarik pada studi ini akan berfokus pada Forensic Text atau dialog yg terjadi pada proses persidang.

Psikolinguistik ‘Psycholinguistics’: produksi bahasa dipengaruhi oleh psikologis manusia atau bagaimana mereka mampu untuk berbahasa. Pada perdebatannya, kaum behaviorist menjelaskan bahwa bahasa harus dipelejari oleh anak-anak, sedangkan bagi Chomskyan, bahasa itu bersifat turunan atau “biological trait”. Hal ini akan merujuk pada Universal Grammar (UG) yang menjelaskan bahwa otak manusia mengandung kondisi bawaan sehingga memudahkan seorang anak meraih bahasa pertamanya.

Untuk analisisnya, kalian bisa meneliti bagaimana anak-anak meraih bahasa pertamanya hingga bahasa kedua, masalah perkembangan bahasa dalam Aphasia dan Dysphasia, hingga pembuktian kepada Simpanse dan Gorilla bahwa fenomena bahasa hanya dipahami oleh manusia dalam Science Direct.

Stilistika ‘Stylistics’: membahas mengenai bahasa dalam karya sastra. Suatu karya sebenarnya tidak lepas dari keadaan faktual dalam sosial masyarakat; ada unsur kritik di dalamnya. Oleh karena itu, kajian ini berusaha menjelaskan gaya bahasa yang digunakan oleh si pembuat. Kalian akan mengenal salah satu tokoh seperti Charles Bally yang mengikuti aliran Sekolah Praha bahwa karya sastra mengandung Foregrounding atau efek fonologis (e,g,, rima, nada), level gramatikal (e.g., elipsis) atau semantik (e.g., metafor), hingga 6 fungsi komunikasi oleh Roman Jakobson.

Nah, sebelum menutup tulisan ini. Menurut kalian, Pragmatik masuk ke dalam mikro atau makro linguistik?

Oke, jadi segini dulu aja ya. Tentu ini belum semuanya. Kalian bisa tambahin juga di kolom komentar cabang lainnya. Makasih udah mampir ::)

--

--

Baliman oh là là
Baliman oh là là

Written by Baliman oh là là

Welcome to my daily journal. Here, I am sharing my experience, thoughts, and even knowledges (e.g., french, linguistics, academic writings, etc.). Bless u!

No responses yet