Mengenal Emmanuel Macron: Pernah membantu seorang Filsuf

Baliman oh là là
3 min readMay 30, 2022

--

Saat ini, Emmanuel Macron sedang banyak disoroti oleh media internasional akibat beberapa kasus yang terjadi di Prancis atau apapun yang berhubungan dengan Prancis e.g., gerakan rompi kuning, Brexit, krisis kesehatan covid-19, penarikan paksa tantara Prancis dari Mali, bahkan ia dianggap sebagai pemimpin untuk orang kaya saja, dll.

Walaupun keadaan-keadaan itu, ia mencatatkan namanya untuk kedua kalinya sebagai presiden Prancis pada hari minggu, 24 April 2022. Tonton videonya di sini ya

5 fakta tentang Emmanuel Macron

1. Berasal dari keluarga Borjuis
Macron yang bernama lengkap Emmanuel Jean-Michel Frédéric Macron, ia adalah warga Prancis yang lahir di daerah Somme, Amiens (dulunya ibukota Picardie) pada tanggal 21 Desember 1977. Ia juga lahir di keluarga borjuis — lahir dari orangtua yang berlatarbelakang medis. Ayahnya merupakan professor neurolog bernama Jean-Michel Macron di RS Universitas Amiens-Picardie sekaligus menjadi penanggung jawab di Fakultas Kedoteran. Lalu, Ibunya adalah Françoise Noguès menjadi penasehat Kesehatan di Sécurité National.

2. Presiden termuda sepanjangan sejarah Cinquième République Française
Presiden termuda Prancis di era Republik Prancis ke-5. Sebelum menjadi presiden ke-8, ia juga merupakan penderi partai En Marche ! pada tahun 2016. Partai inilah yang menuntun Macron mendaftarkan dirinya sebagai calon presiden pada tahun 2017. Menariknya, ia langsung memenangkan pemilu pada tanggal 7 Mei 2017 di usia 39 tahun sehingga mengejutkan media massa. Pada pemilihan itu, ia mendapat dukungan suara sebanyak 66,10%.

3. Dari Filsafat hingga Politik
Dulunya, Macron menempuh Pendidikan pada subjek filsafat di sekolah Henri-IV. Beberapa testimoni mengatakan bahwa Macron merupakan anak yang luar biasa. Ia sangat tertarik dengan sastra dan banyak membaca sastra klasik. Lulus dari sana ia menjadapatkan Bac S dengan keterangan sangat baik ‘Trés bien’.
Kemudian, Ia melanjutkan studinya di Université de Nanterre. Di sini, ia belajar tentang filsafat politik dan menuntunnya untuk belajar di Science Po, Paris pada tahun 2001. Mungkin karena latar belakang ini, salah satu media menjelaskan bahwa Macron merupakan “un président philosophe : aucun de ses mots n’est le fruit du hazard” ‘Macron, seorang presiden filsuf: Kata-kata darinya bukanlah sebuah kebetulan’. Ia juga mendapat gelar DEA “diplôme d’études approfondies” pada subjek filsafat (sudah tidak digunakan sejak 2005).
Setelah jalan akademisnya ini, hidupnya justru membawanya pada studi ekonomi. Lulus dari École National d’Administrations (ENA) menuntunya untuk bekerja di Inspektorat Jenderal Keuangan (IGF), pemeriksa keuangan di Kementerian Ekonomi Prancis pada masa Manuel Valls, kabinet François Hollande. Ia juga sempat menjadi bankir di Rothschild & Co.
Ketika kecil, ia sudah banyak belajar paham sosialis dari neneknya. Ini berlanjut hingga karir profesionalnya di ranah politik. Setelah berhenti dari posisinaya di pemerintahan kala itu, tahun 2016 ia mendirikan LREM atau La République En Marche — sebuah partai yang tidak berfokus pada paham kanan atau kiri.

4. Pernah Membantu Paul Ricoeur
Paul Ricoeur adalah seorang filsuf yang sangat terkenal. Kontribusinya yang sangat terkenal adalah metodologi hermeneutika. Cuman, ini bukan topik kita hari ini hehehe tetapi apa hubungan Ricoeur dan Macron? Ketika Macron menempuh Pendidikan di Université de Nanterre, ia membantu Ricoeur untuk menyelesaikan karya yang berjudul La mémoire, l’histoire, l’oubli. Pekerjaan Macron pada saat itu lebih banyak tentang editorial. Hubungan mereka cukup dekat dan Ricoeur juga salah satu tokoh yang mengenalkan filsafat dan sastra klasik.

5. Emmanuel Macron dan Marine le Pen untuk kedua kalinya
Macron dan le Pen pernah berkontestasi untuk menjadi presiden Prancis pada tahun 2017. Ketika itu, Macron menang telak dengan dukungan suara 66,10%. Pada pertemuan kedua ini di tahun 2022, le Pen menghadapi kekalahannya untuk kedua kalinya dari Macron dengan suara 41,5 %. Di sisi lain, Macron meraih 58,5% suara.
Karena ini, Ia juga menjadi presiden yang terpilih di periode kedua setelah kepresidenan Jacques Chirac pada tahun 2002 (1995–2007).

--

--

Baliman oh là là
Baliman oh là là

Written by Baliman oh là là

Welcome to my daily journal. Here, I am sharing my experience, thoughts, and even knowledges (e.g., french, linguistics, academic writings, etc.). Bless u!

No responses yet