“La BAGUETTE” menjadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, kenapa?

Baliman oh là là
7 min readDec 4, 2022

--

Halo semuanya, semoga kabar kalian sehat selalu ya.

Ngomong-ngomong kalian tau baguette ga? Roti panjang khas dari Prancis dan emblematik banget buat penduduk setempat. Nah, roti ini baru aja dijadikan sebagai warisan budaya tak benda (ICH) oleh UNESCO. Padahal ada banyak banget roti dan dibuat dengan cara yang sederhana tetapi kenapa cuma baguette yang ditetapkan sebagai warisan budaya ya? Hmmm, apa ya yang menjadi latar belakangnya?

Selain itu, ada juga budaya Beer di Belgia, Kimchi dari Korea, Mediterranean diet dari orang-orang yang tinggal di sekitar laut Mediterania. Jadi makanan-makanan ini bukan menjadi warisan dunia karena makanan ini hanya diproduksi di tempat itu aja, tetapi ada alasan lain seperti adanya nilai sosial-budaya yang timbul karena makanan-makanan ini.

Kalau di Indonesia, ada makanan apa aja yang masuk warisan budaya tak benda ya? Banyak berita yang menunjukkan bahwa gudeg, rendang, dan tempe yang diberitakan bahwa makanan ini didaftarkan pada tahun 2021 ke ICH UNESCO.

Seandainya kalian penasaran dengan warisan budaya tak beda Indonesia yang sudah dinyatakan harus dilindungi oleh UNESCO, klik di ini ya.

Apa itu Intangible Cultural Heritage?

Cultural heritage → ekspresi hidup dan tradisi yang diteruskan secara turun-temurun.

misalnya → budaya makan, praktek sosial, ritual, pengetahuan dan kemampuan untuk membuat alat-alat tradisional, dll.

Bagi ICH, mempertahkan budaya yang ada di dunia menjadi sangat penting untuk mencapai inklusivitas di tengah era globalisasi. Dengan demikian, ini akan mendorong rasa hormat (mutual respect) tentang cara hidup dan komunikasi interkultural.

Sampai di sini, mereka juga ingin mempromosikan bahwa warisan budaya tak benda bukan hanya berhubungan dengan warisan yang ada di masa lalu kemudian diteruskan ke generasi sekarang. Sebaliknya, praktek budaya kontemporer baik di pedesaan atau perkotaan yang melingkupi berbagai kelompok budaya juga bisa masuk ke dalam warisan budaya tak benda, UNESCO. Begitu juga unsur-unsur lain, seperti: inklusivitas, representatif, dan pengakuan komunitas setempat. Selebihnya kalian bisa cek di sini ya.

Apa itu BAGUETTE?

Baguette adalah makanan khas prancis yang memiliki bentuk ramping dan panjang. Ia juga sangat ringan dibanding beberapa roti lainnya. Roti ini kadang disebut sebagai baguette de pain, baguette de paris, parisienne, pain français, pain baguette, atau mudahnya baguette aja dan terbuat dari bahan-bahan sederhana seperti, tepung, air, garam dan ragi.

Jika kalian membeli baguette, kalian akan merasakan bagian luarnya ‘la croût terasa garing dan gurih ‘croustillant’ sedangkan bagian dalam terasa empuk ‘moelleuse’ sehingga cukup elastis ketika kalian patahkan.

Saat baguette dinobatkan sebagai warisan dunia tak benda oleh UNESCO, Presiden Prancis, Emmanuel Macron membuat cuitan di twitter dengan mengatakan “250 grammes de magie et de perfection…” yang menjelaskan bahwa proses pembuatan baguette sangat diatur secara rigid sebagaimana beratnya harus 250 gram. Di sini ia juga menyampaikan rasa senangnya karena salah satu savoir faire Prancis masuk sebagai warisan budaya tak benda, UNESCO.

Apa yang membuat Baguette diperhitungkan?

Setiap hari sebanyak 12 juta orang Prancis memakan baguette dan tercatat 6 miliar baguette terjual setiap tahunnya. Roti ini pun diakui sebagai makanan yang paling sering dimakan negara itu.

Didaftarkan ke UNESCO dengan judul dokumen Les savoir-faire artisanaux et la culture de la baguette de pain ‘keahlian dan budaya roti baguette’.

Bagi Le Monde, membeli baguette merupakan kebiasaan masyarakat prancis dan kekhasan sosial setempat. Selain itu, terdapat seni tentang cara pembuatannya karena hasil dari prosesnya sangat ditentukan oleh kelembaban dan temperatur. Dengan demikian, mereka mendaftarkannya dengan judul “Les savoir-faire artisanaux et la culture de la baguette de pain.” Pengakuan ini pun menjadi kehormatan bagi koki kue di Prancis, bagi Dominique Anract selaku Presiden konfederasi kue dan roti nasional.

Bagi orang Prancis, ada beberapa cara untuk menikmati dan praktek sosial dalam baguette ini sehingga makanan ini bukan hanya terkenal sebagai roti khas Prancis sehingga baguette sangat berhubungan dengan kehidupan sehari-hari di prancis.

Misalnya, dimakan dengan sereal, buah-buahan, cokelat, margarin atau selai, kopi, tartine baguette atau sandwich ouvert, sandwich sous-marin, pâté atau fromage ‘keju’, dsb., setiap pagi. Mudahnya diproduksi dan menjadi favorit masyarakat Prancis membuat mereka ingin mempertahankan baguette sebagai sebuah kebiasaan yang khas.

Menurut Azoulay, Prancis bahkan memerlukan 6 tahun buat ngumpulin semua dokumen ke UNESCO. Selain itu, Prancis melakukan ini karena baguette mengalami penurunan, seperti: berkurangnya jumlah toko roti dari 55.000 di tahun 1970 menjadi 33.000 saat ini, kira-kira sekitar 400 toko setiap tahun selama 50 tahun telah menghilang.

Sejarah kemunculan BAGUETTE

Ada berbagai sumber di internet, tetapi sejarah baguette sebenarnya tidak diketahui secara pasti sehingga berita-berita yang berseliweran hanyalah sebuah spekulasi.

Pertama, baguette ditemukan setelah Napoleon meminta koki rotinya untuk membuat roti dengan bentuk yang ramping, panjang, dan ringan untuk para tentang sehingga ini akan memudahkan mobilisasi mudah karena roti ini pertama kali berbentuk miche.

Source: http://www.lepetitboulanger.com/lesitedespetits/les%20formes.htm

Kemudian, adanya pengaruh dari pembuat kue, August Zang; seorang koki roti dari Vienna, Austria dan membuat toko di Paris pada tahun 1839 dengan nama Boulangerie viennoise. Ia juga dikenal sebagai pembuat le pain viennois, tata caranya memengaruhi terlahirnya baguette pada abad 19 dengan dipanjangkan dan dibuat dengan bahan yang berbeda. Le pain viennois atau disebut juga sebagai la mini baguette dan menggunakan lebih banyak mentega. Ia juga membuat des viennoisseries yang merupakan pendahulu croissant.

Kemudian, ada juga yang mengatakan bahwa pembuat roti bekerja dari jam 10pm — 4am, memakan banyak waktu untuk membuat roti yang dan selama pembuatannya dinilai tidak manusiawi. Oleh karena itu, mereka mencari cara lain untuk membuat roti dengan mudah dan cepat, sehingga menemukan baguette yang hanya perlu 3 jam sebelum toko dibuka.

Pada saat itu juga, ditemukan istilah untuk mereka yang bekerja seperti ini, yaitu mineurs blancs mungkin bisa aku terjemahkan kasarnya menjadi ‘budak kulit putih.’ Menindaklanjuti keadaan ini, akhirnya dibuat peraturan yang menjelaskan bahwa koki roti tidak boleh bekerja sepanjang malam pada tahun 1919 atau tertulis dalam artikel “SUPPRESSION DU TRAVAIL DE NUIT DANS LES BOULANGERIES.” Lalu, baguette menjadi terkenal setelah perang dunia kedua.

Terakhir, ketika pembangunan métro atau kereta bawah tanah, ada banyak pekerja dari seluruh daratan Prancis di sana. Mereka dulunya suka membawa pisau untuk memotong roti. Namun, pisau-pisau ini sering disalahgunakan untuk menyerang pekerja lain sehingga banyak kriminalitas terjadi di sini. Dengan begitu, pihak transportasi umum meminta para koki roti untuk membuat roti seperti tanduk sehingga mudah untuk dipatahkan dan melarang penduduk untuk membawa pisau ke lokasi konstruksi, maka terciptalah baguette. Selain itu, kekerasan dalam konstruksi itu pun turut berkurang.

Nah, itu dia alasan kenapa baguette dinobatkan menjadi warisan budaya tak benda oleh UNESCO per 30 November 2022. Jangan lupa tonton videonya ya dan subscribe. Au revoir !

https://www.cuisineactuelle.fr/culture-food/guide-par-ingredient/tout-savoir-sur/quelles-differences-entre-pain-au-lait-pain-brioche-et-pain-viennois-188004

--

--

Baliman oh là là
Baliman oh là là

Written by Baliman oh là là

Welcome to my daily journal. Here, I am sharing my experience, thoughts, and even knowledges (e.g., french, linguistics, academic writings, etc.). Bless u!

No responses yet